Peran tradisi dalam praktik atau kultural yang ada di Indonesia disetiap daerah mempunyai adat dan tradisi yang berbeda-beda dari daerah yang ada di Indonesia. di beberapa komunitas Muslim di Indonesia, ditemukan bahwa praktik khitan memiliki makna yang bervariasi bagi masyarakat. Dari 100 responden yang diwawancarai, 85% menganggap khitan sebagai kewajiban agama, sementar 15% lainnya juga menganggapnya bahwa khitan merupakan tradisi budaya. Sebagian besar responden (70%) mengungkapkan bahwa khitan melambangkan transisi penting dalam kehidupan seorang laki-laki, menandakan masuknya mereka ke tahap kedewasaan. Namun, 40% responden juga menyatakan adanya kekhawatiran terkait prosedur yang tidak aman dan kurangnya informasi mengenai hak-hak anak dalam pelaksanaan khitan.
Tradisi khitan yang dilaksanakan di banyak komunitas Muslim seringkali dilihat sebagai bagian integral dari identitas budaya dan agama. Dalam proses praktik Khitan dalam tradisi masyarakat Muslim, praktik khitan dilaksanakan dengan cara dan usia yang bervariasi, tergantung pada tradisi lokal dan preferensi keluarga. Sebagian besar masyarakat Muslim menganggap khitan sebagai bagian dari hak anak laki-laki atas identitas agama dan sosial mereka, serta perlindungan kesehatan yang diwajibkan dalam ajaran Islam. Jadi dari berbagai daerah Muslim juga memiliki tradisi unik terkait pelaksanaan khitan. Di Indonesia, misalnya, terdapat upacara adat yang diselenggarakan pada saat khitan, melibatkan keluarga besar dan komunitas sebagai bagian dari ritus peralihan menuju dewasa. Tradisi ini tidak hanya memperkaya makna spiritual khitan tetapi juga mempererat hubungan sosial. Namun, beberapa tradisi juga menambahkan elemen yang mungkin bertentangan dengan hak anak, seperti usia yang sangat muda atau metode yang kurang aman. Dengan demikian bahwa pentingnya Khitan dalam Hukum Islam maupun Tradisi bahwa khitan memiliki fondasi yang kuat dalam ajaran Islam dan telah menjadi bagian dari identitas keagamaan umat Muslim selama berabad-abad.
Berikut contoh khitan anak laki-laki dalam tradisi yang ada di Indonesia :
1.Buang-buang
Buang-buang adalah kegiatan ritual turun temurun yang termasuk pada tradisi khitanan (besunat) masyarakat Melayu Sambas. Budaya buang-buang ini biasanya terdapat pada acara pernikahan dan khitanan (besunat) masyarakat Melayu Sambas. Pelaksanaan buang-buang dilakukan sebelum memulai acara pernikahan atau khitanan (besunat) agar acara seperti pernikahan dan kegiatan besunat lancar dan terhindar dari hal-hal buruk (bala) yang tak diinginkan dan gangguan roh jahat. Ritual ini menggunakan alat dan bahan tertentu yang kemudian dikelilingi sebanyak 3 kali diatas kepala anak tersebut. Setelah itu sesajen yang sudah digunakan tersebut dibuang ke sungai agar benda dan bahan yang digunakan untuk buang-buang tersebut hanyut dan larut tidak timbul lagi. Dalam tradisi khitanan (besunat) masyarakat Melayu Sambas, budaya buang-buang hanya dihadiri oleh labbai , dukun kampong , orangtua (Ayah) dari anak laki-laki yang akan disunat.
2. Sisingan
Sisingan adalah sebuah budaya kesenian dari masyarakat Sunda di Jawa Barat yang pelaksanaanya ada pada acara-acara tertentu seperti khitanan anak laki-laki. Pengambilan nama Sisingaan diambil dari kata Singa yang diberi awalan si- dan akhiran -an yang jika digali apa maksud dari penambahan awalan dan akhiran pada kata singa adalah menyerupai singa. Beragam bentuk pertunjukan Sisingaan di berbagai daerah di Sunda juga berkaitan dengan adanya modernisasi pada beberapa aspek seperti alat musik .Kesenian Sisingaan menjadi bagian dari rangkaian acara khitanan itu sendiri, prosesi Sisingaan baisanya dilaksanakan satu hari sebelum prosesi pemotongan bagian alat kelamin pada anak laki-laki yang akan dikhitan, dimulai dengan sekelompok pria yang mengusung tandu berbentuk singa yang dihiasi dengan ornamen warna-warni. Anak yang akan dikhitan duduk di atas tandu singa tersebut. Dalam prosesi ini si anak akan diposisikan seperti seorang raja, diarak keliling desa atau lingkungan tempat tinggalnya dengan tujuan utama yaitu makam para leluhurnya untuk berziarah. Mendoakan para leluhurnya sebagai simbol menghormati leluhurnya yang telah mendahuluinya. Umumnya yang mengarak adalah anggota keluarga, kerabat, dan wargawarga sekitar. Iringan musik tradisional Sunda, seperti kendang, gong, dan seruling, menciptakan suasana meriah dan penuh semangat. Selain musik, tarian energik dan atraksi akrobatik seringkali menambah kemeriahan prosesi ini
Alamat:Citraland Driyorejo CBD Ruko Blok N3/19Jl.Raya Petiken No.01, Kec.Driyorejo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar