Ada beberapa bentuk atau model khitan (sunat) — tergantung pada metode dan hasil akhir bentuk kulit yang dipotong serta cara penutupan luka. Berikut penjelasannya agar mudah dipahami 👇
1. Berdasarkan Teknik atau Alat yang Digunakan
a. Konvensional (Tradisional)
-
Cara: Kulit dipotong menggunakan pisau bedah biasa, lalu dijahit manual.
-
Kelebihan: Murah, bisa dilakukan di mana saja.
-
Kekurangan: Waktu penyembuhan lebih lama, risiko pendarahan lebih tinggi.
-
Model hasil: Luka berbentuk melingkar dengan jahitan di sekeliling kepala penis.
b. Klamp (Smart Klamp, Alis Klamp, Tara Klamp, dll)
-
Cara: Menggunakan alat penjepit khusus yang menekan kulit, lalu dipotong tanpa dijahit.
-
Kelebihan: Minim darah, hasil rapi, cepat selesai.
-
Kekurangan: Alat harus dilepas setelah beberapa hari, bisa terasa tidak nyaman.
-
Model hasil: Rapi dan seragam, tanpa bekas jahitan.
c. Laser / Cauter / Electric
-
Cara: Menggunakan energi panas untuk memotong kulit.
-
Kelebihan: Cepat, perdarahan minimal.
-
Kekurangan: Harus dilakukan oleh dokter terlatih karena ada risiko luka bakar.
-
Model hasil: Mirip konvensional tapi lebih halus di tepi potongan.
d. Metode Lem (Tissue Adhesive)
-
Cara: Setelah kulit dipotong, luka direkatkan menggunakan lem medis, bukan jahitan.
-
Kelebihan: Tanpa benang, hasil estetik.
-
Kekurangan: Belum semua klinik menyediakan.
-
Model hasil: Rapi, hampir tanpa bekas jahitan.
2. Berdasarkan Bentuk Akhir Kulit (Model Estetik)
Model ini kadang disesuaikan dengan permintaan pasien (biasanya remaja atau dewasa):
a. Model Minimalis (High Cut)
-
Kulit dipotong lebih banyak, kepala penis lebih terbuka.
-
Terlihat “lebih dewasa” secara estetika.
b. Model Sedang (Medium Cut)
-
Sebagian kulit disisakan secukupnya untuk melindungi tepi kepala.
-
Umum dipilih untuk anak-anak.
c. Model Natural (Low Cut)
-
Kulit yang dipotong sedikit, kepala penis masih agak tertutup sebagian.
-
Direkomendasikan pada bayi atau balita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar