KHITAN MENURUT PARA ILMUWAN ARAB
Ilmuwan Arab berasal dari berbagai negara: Mesir, Arab Saudi, Yordania, Maroko, Uni Emirat Arab, Qatar, Sudan, dan negara Timur Tengah–Afrika Utara lainnya.
Pandangan mereka bersifat ilmiah, bukan teologis.
1. Perspektif Kedokteran (Dokter Urologi & Bedah di Dunia Arab)
Ilmuwan kedokteran Arab dari universitas besar seperti:
-
Cairo University (Mesir)
-
King Saud University (Arab Saudi)
-
Jordan University of Science and Technology (Yordania)
-
Qatar University
-
UAE University
sering mempublikasikan penelitian tentang manfaat medis khitan.
1.1. Mengurangi risiko infeksi saluran kemih (ISK)
Penelitian di Mesir dan Arab Saudi menunjukkan:
-
Angka ISK pada bayi 5–10 kali lebih tinggi pada anak laki-laki yang tidak disunat.
-
Pada lingkungan panas & berdebu, infeksi lebih mudah terjadi pada kulup tertutup.
1.2. Mencegah balanitis & fimosis
Urolog Arab menjelaskan bahwa:
-
Fimosis lebih banyak ditemukan pada pasien yang tidak disunat.
-
Peradangan kronis kepala penis (balanitis) sangat berkurang setelah khitan.
1.3. Menurunkan risiko kanker penis
Penelitian Mesir & Sudan menemukan:
-
Kanker penis sangat jarang pada laki-laki yang disunat sejak kecil.
1.4. Menurunkan risiko penyakit menular seksual (dalam studi klinis)
Urolog dari Yordania dan UEA mencatat:
-
Khitan mengurangi risiko kolonisasi HPV.
-
Area lembap bawah kulup adalah tempat virus berkembang.
2. Perspektif Kesehatan Masyarakat (Public Health Arab)
Ilmuwan kesehatan masyarakat Arab memandang khitan sebagai “intervensi kesehatan preventif berbasis budaya”.
Manfaat menurut epidemiolog Arab:
✔ Meningkatkan kebersihan populasi
Dunia Arab bersuhu panas → keringat & kelembapan mempercepat pertumbuhan bakteri.
Khitan memudahkan kebersihan genital.
✔ Mengurangi biaya kesehatan jangka panjang
Biaya pengobatan ISK berulang jauh lebih tinggi dibanding biaya khitan sekali seumur hidup.
✔ Efektif pada populasi padat
Studi Mesir dan Maroko menunjukkan bahwa praktik khitan membantu mengurangi risiko infeksi kulit pada anak.
3. Perspektif Antropologi Arab
Antropolog Arab (Mesir, Sudan, Yaman) meneliti khitan sebagai bagian budaya.
3.1. Ritus peralihan (Rite of Passage)
Antropolog Arab menjelaskan bahwa khitan:
-
adalah simbol masuknya anak ke tahap “kedewasaan awal” (social maturity),
-
menandai bahwa anak siap menjalani tanggung jawab moral & agama.
3.2. Identitas komunitas
Khitan memperkuat:
-
identitas keluarga
-
kebanggaan etnis
-
solidaritas sosial
Di banyak komunitas Arab, anak yang disunat diarak atau dirayakan sebagai “hari kehormatan”.
3.3. Tradisi kuno sebelum Islam
Antropolog Mesir menunjukkan bahwa:
-
bangsa Mesir kuno (Pharaonic Egypt) telah melakukan khitan ribuan tahun sebelum Islam.
-
relief dan papirus menggambarkan proses khitan pada remaja.
4. Perspektif Psikologi Arab
Psikolog dari Mesir, Yordania, dan UEA meneliti efek psikologis khitan terhadap anak.
4.1. Tidak menimbulkan trauma jika dilakukan dengan pendekatan modern
Trauma biasanya justru muncul karena:
-
ancaman verbal orang dewasa
-
cara lama yang menakutkan
-
kurangnya edukasi
4.2. Khitan bisa memperkuat karakter
Banyak penelitian Arab menyebutkan bahwa khitan:
-
memberi pengalaman keberanian,
-
membangun harga diri anak,
-
memperkuat keterikatan emosional dengan ayah/keluarga.
4.3. Manfaat edukatif
Khitan dijadikan momen untuk:
-
mengajarkan kebersihan
-
kedewasaan
-
tanggung jawab keagamaan
5. Perspektif Biologi & Evolusi di Dunia Arab
Ilmuwan biologi Arab melihat khitan sebagai adaptasi budaya jangka panjang.
5.1. Adaptasi terhadap iklim kering-panas padang pasir
Lingkungan Arab zaman kuno sangat panas dan gersang.
Biolog menjelaskan:
-
Kulup yang lembap mudah mengalami infeksi,
-
Khitan membantu mencegah peradangan yang berulang.
5.2. Evolusi budaya (Cultural Evolution)
Praktik yang memberi manfaat kesehatan akan bertahan ribuan tahun.
Khitan bertahan karena:
-
meningkatkan kebersihan seksual,
-
mengurangi penyakit reproduksi,
-
menjaga stabilitas kesehatan masyarakat.
5.3. Penelitian genetik
Beberapa ahli biologi Arab menghubungkan:
-
rendahnya angka kanker penis di populasi Arab
-
dengan praktik khitan sejak kecil.
6. Perspektif Sejarah (Historian Arab)
Sejarawan Arab memaparkan:
6.1. Khitan sudah ada sebelum Nabi Ibrahim
Sumber sejarah Arab kuno menyebutkan:
-
beberapa suku Arab pra-Islam sudah melakukan khitan,
-
dipengaruhi tradisi Mesir, Etiopia, & Semit kuno.
6.2. Pada era Islam awal
Khitan menjadi:
-
simbol kehormatan,
-
tanda kebersihan,
-
identitas komunitas Muslim.
6.3. Tradisi khitan masa Dinasti Umayyah & Abbasiyah
Dokumentasi sejarah menunjukan khitan:
-
dilakukan massal,
-
sering menjadi pesta besar,
-
menjadi kewajiban sosial.
7. Perspektif Teknologi Medis Modern di Dunia Arab
Ahli medis dari Saudi, UEA, dan Qatar berkontribusi pada inovasi metode khitan.
7.1. Metode modern yang dikembangkan & dipakai luas
-
Laser circumcision
-
Stapler circumcision
-
Plastibell
-
Smart clamp
-
Metode tanpa jarum (No-needle anesthesia)
7.2. Tingkat keamanan sangat tinggi
Dengan standar medis modern Arab:
-
komplikasi sangat kecil (di bawah 1–2%)
-
pemulihan lebih cepat
-
hasil rapi & simetris
7.3. Pelatihan dokter khitan khusus
Banyak rumah sakit Arab memiliki:
-
pusat pelatihan circumcision surgery
-
protokol steril bertingkat
-
penggunaan alat sekali pakai