- F-
Tidak jarang di Indonesia anak menderita fimosis, tapi banyak orang tua tidak segera memeriksakan anakanya ke dokter. Kecenderungan ini banyak dialami orang tua, biasanya alasannya karena mereka khawatir anak nantinya akan langsung disunat. Padahal, faktanya tidak demikian.
Menurut penjelasan dokter bahwasanya fimosis adalah gejala kelainan pada kulit kulup penis yang pada ujungnya terjadi mengalami penyempitan. Akibatnya, ketika sang anak sedang buang air kecil pancaran kencing menjadi tidak lancar. Selain itu, adanya penyempitan juga dapat menyebabkan kotoran yang dapat tertampung di dalam kulup dan kepala penis mengakibatkan .
Adanya Kotoran ini yang jika terus menumpuk dalam waktu yang lama akan menyebabkan infeksi. biasanya kondisi ini dapat terjadi pada hampir 70 persen pada bayi dan anak-anak sehingga rawan terjadi infeksius. Namun, biasanya untuk kasus fimosis pada bayi yang usianya kurang dari 1 tahun, tindakan yang bisa dilakukan hanya sebatas observasi saja.Sampai nanti kondisi bayi tersebut membaik. Jika sudah menimbulkan infeksi berulang, disertai demam tanpa penyebab yang jelas dan juga ujung penis sudah bengkak memerah maka pasien dianjurkan untuk dilakukan tindakan sirkumsisi atau sunat.Jika kondisi tersebut tidak terjadi maka, tindakan sunat bisa ditunda terlebih dahulu.Terkait hal tersebut sebaiknya tetap dianjurkan untuk sunat ketika anak sudah mengalami gelaja demam tinggi, disertai bengkak kemerahan pada penis tanpa ditunda. untuk sementara indikasi awal dapat ditunggu hingga usia bayi sudah satu tahun dengan dilakukan proses pengobatan hingga anak membaik. Pengobatan yang dapat dilakukan dengan diberikan obat berupa salep yang dapat mengurangi bengkak pada penis anak sesuai anjuran dokter.Tips Cara Merawat Fimosis pada Bayi
Tidak ada perawatan khusus pada bayi dalam mengatasi fimosis pada bayi. orang tua juga tidak dianjurkan untuk menarik kulup dari kepala penis secara paksa, sebab hal ini justru dapat menyebabkan nyeri dan kerusakan kulit pada kulup penis sang bayi.
Jadi, cara selanjutnya cukup bersihkan penis secara teratur atau tiap hari menggunakan air hangat dan sabun berbahan lembut yang aman bagi alat kelamin setiap memandikan si bayi. Setelah itu, keringkan penis secara perlahan lahan dan dianjurkan untuk menghindari menaburkan bedak pada penis sang anak karena ini dapat memicu iiritasi pada kulit penis.
Selanjutnya memeriksakan si kecil ke dokter jika dirasa ada gejala gejala yang sudah masuk dalam kategori fimosis yang harus segera ada penanganan dokter. Selanjutnya Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menilai gejala fimosis yang dialami oleh bayi untuk memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang dialami sang anak. Biasanya dokter akan memberikan pengobatan yang mungkin diberikan dapat berupa:
Salep atau Krim kortikosteroid
Salip atau Krim kortikosteroid yang sudah diresepkan dokter biasanya dioleskan pada ujung kulit kulup penis dengan waktu biasanya hingga 3 kali sehari, selama 1 bulan lamanya. Tujuannya adalah penggunaan salep atau krim ini adalah untuk mengendurkan kulit di bagian kulup penis.
Namun dalam waktu satu bulan, kondisi tidak kunjung membaik, maka selanjutnya harus dilakukan tindakan ysirkumsisi setelah usia satu tahun.
Fimosis ini jika menimbulkan keluhan yang dirasa cukup parah maka harus dilakukan sirkumsisi atau sunat segera mungkin. Sebab, jika semakin lama dibiarkan dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur penis hingga dapat menyebabkan infeksi pada kepala penis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar